Setiap pribadi di
antara kita harus menjadi orang yang baru secara positif setiap hari. Semangat
baru, terobosan baru, dan maha karya baru.
Sungguh demi jiwa-jiwa
yang tak pernah lelah menggapai sesuatu. Persepsi di atas adalah suatu
kewajaran. Mengingat kita dibekali dua unsur fitrah yaitu adanya pengharapan
dan adanya rasa takut atas sesuatu. Sesungguhnya yang menjadi persoalan adalah
ketika kita salah dalam menyikapi potensi tersebut. Rasa takut yang berlebihan
bisa menjadi jebakan setan yang sangat nyata. Halus seolah mulus, terbesit
dalam kesempitan jiwa yang haus akan cahaya. Dahaganya seolah terobati dengan
kepasrahan berada di zona nyaman.
Wahai para penggerak roda
peradaban, menyikapi ujian dan tantangan yang muncul seharusnya kita pandang
sebagai kesempatan untuk meningkatkan kualitas personal dan masyarakat. Menjadi
suatu peluang besar untuk akselerasi potensi, skill, dan kemampuan.
Pengobat jiwa yang sakit dan pengasah rohani yang mulai berkarat oleh
virus-virus duniawi.
Betul memang harus
disadari, akan ada dua akibat yang pasti hadir setelah menempuh ujian. Pertama
adalah keberhasilan dalam melalui ujian dan yang kedua adalah kegagalan melalui
ujian. Jika kita berhasil maka melahirkan kepuasan tersendiri yang merangsang
kita untuk terus dan terus bersemangat meraih keberhasilan yang lain. Motivasi
berprestasi dan jiwa optimis akan tertancap erat dalam diri kita dengan
sendirinya.
Bilamana gagal, kita
mungkin akan jatuh sesaat, tapi bukan untuk mengeluh, pilu, putus asa, dan
merana. Kegagalan hanyalah salah satu obat agar kita bertransformasi menjadi
pribadi unggul dan tangguh. Sadari dan yakini bahwa dengan kegagalan justru
wujud kasih sayang Sang Penguji begitu nyata. Begitu cintanya Dia pada kita
sehingga tak rela ketika kita terpuruk, hanya menjadi orang biasa-biasa, tanpa
peningkatan kualitas yang berarti. Tanamkan dalam raga, benak, dan hati kita
bahwa ujian hanya datang pada mereka yang pantas, kepada mereka yang memiliki
kualitas luar biasa untuk menyelesaikan ujian dengan sukses. Setiap kegagalan
adalah pintu awal kesuksesan. Mereka yang pernah gagal akan jauh menikmati
kesuksesan dibandingkan mereka yang belum pernah gagal. Kegagalan akan tetap
menjadi kegagalan ketika kita salah bersikap.
Mari buka benak dan hati
kita, luruskan niat ikhlas hanya pada-Nya. Ketika hidup hanya satu kali namun
menyimpan berjuta rangkaian ujian dan pilihan. Sadari bahwa semua pilihan sikap
pasti ada resiko, semua ujian pasti ada kesempatan berprestasi. Maka
berpikirlah dengan jernih dan ikhlas sebelum memilih agar mampu memperoleh
pilihan yang terbaik sehingga dimudahkan dalam menempuh ujian. Pilihan yang
paling menguntungkan dan manfaat di dunia dan akhirat. Pilihan yang kelak
menyelamatkan dan memperingan pertanggungjawaban. Jadikan do’a dan ibadah
sebagai landasan dalam memilih. Ikhtiar dan tawakal sebagai pelumas menghadapi
ujian. Syahadah sebagai komitmen dan processor dalam mengarungi kehidupan. Ingat, jangan takut
menghadapi ujian, karena ujian itu indah dan bersyukurlah atas ujian yang
hadir.
No comments:
Post a Comment
Coment